Mengasihi Alam adalah sebuah tugas global yang harus diemban bersama oleh umat manusia sedunia. Tanpa membedakan negara, ras, suku, warna kulit, agama, kebudayaan, ideologi, bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan; tanpa membedakan pria-wanita, tua-muda, kaya-miskin, hina-mulia, pintar-bodoh, cantik atau buruk rupa, setiap insan harus mencintai alam dan lingkungan. Dia yang tidak mencintai alam akan ditinggal zaman, tersisih oleh arus zaman.
Alam yang dimaksud di sini mempunyai dua makna, yaitu alam lingkungan (di luar diri) dan alam batini (dalam diri). Langit, bumi, manusia, laksa benda dan makhluk adalah alam di luar diri, sedangkan alam dalam diri adalah Aku Sejati Asali yaitu hati nurani yang dimiliki oleh setiap manusia. Seseorang yang dapat mencintai langit, bumi, manusia, dan laksa makhluk, pastilah dapat mencintai hati nurani sendiri. Karena sesungguhnya, mengasihi alam, langit, bumi, manusia, dan laksa makhluk, adalah manifestasi nyata hati nurani!
Pada hakekatnya, alam yang tanpa pamrih, tanpa ego, dan tanpa ikatan batin ini merupakan perwujudan nyata keluhuran hati nurani. Alam terus berkorban, memberikan dedikasi dan persembahan untuk kita, namun tak pernah berbicara tentang segala penghargaan dan balas jasa, bahkan tidak ingin diketahui kita. Inilah Kebenaran Nurani yang terpancar dari alam.
Langit, bumi, manusia, dan laksa makhluk adalah satu keluarga. Di dalam keluarga besar alam semesta, sudah sepantasnya kita mengasihi langit dan bumi, mengasihi sesama manusia, menyayangi semua makhluk, baik yang hidup di udara, darat, maupun yang di air, bahkan juga menyayangi sekuntum bunga, sehelai rumput, dan sebatang pohon, karena pada hakekatnya kita semua adalah saudara. Semua makhluk hidup dikasihi, dijaga, dan dipelihara, diperlakukan dengan layak. Ekosistem dijaga dengan baik, sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi semua makhluk, sekaligus menjaga dan menghargai kemuliaan hidup mereka. Dengan demikian, Ikrar Agung Maitreya—Dunia Damai Sentosa, Bumi Suci dan Kerajaan Ilahi di dunia, Negeri Buddhata, Alam Semesta yang Paling Sejati, Bajik, dan Indah—dapat terwujud.
Keluarga Besar Alam Semesta adalah yang paling sejati, bajik, dan indah. Akan tetapi kini, kesejatian, kebajikan, dan keindahan itu sudah semakin pudar dan akan sirna. Semua bermula dari kesombongan, kebodohan, dan ego manusia. Hal ini mencerminkan betapa minimnya cinta kasih dalam kehidupan manusia.
Keindahan alam semesta terbentuk dari indahnya langit-bumi, indahnya laksa makhluk, benda, dan manusia. Namun sayang, manusia tidak memancarkan keindahannya, sehingga menodai keindahan langit, bumi, dan laksa makhluk. Kalaulah manusia mau memancarkan keindahannya, dapat bersikap rendah hati terhadap seluruh keluarga besar alam semesta ini, tahu untuk bersyukur, mengasihi, dan menghormati, maka alam akan semakin menampakkan keindahannya! Langit semakin biru, awan semakin putih, rumput dan pepohonan semakin hijau teduh, air menjadi semakin jernih dan bening, udara semakin sejuk dan menyegarkan, bunga semakin indah dan harum semerbak, kicauan burung semakin merdu, gunung semakin elok, sinar mentari semakin terang cemerlang, sinar rembulan semakin berkilauan, kelap-kelip bintang semakin gemerlap.
Mengasihi alam dengan melestarikan keindahan lingkungan serta mewujudkan keindahan kodrati manusia, adalah sebuah jalan yang mulia, jalan menuju kehidupan yang damai dalam keragaman, yang harus ditapaki bersama oleh setiap insan di seluruh penjuru dunia;
jalan menuju negara yang damai dan sentosa;
jalan menuju kehidupan masyarakat yang rukun dan harmonis;
jalan menuju persatuan dan kerukunan dalam kehidupan beragama;
jalan menuju kebahagiaan dan kejayaan bersama bagi semua suku bangsa, ras, kebudayaan, idealisme, adat istiadat, dan kebiasaan yang berbeda-beda yang ada di dunia ini.
Indahnya suasana pagi yang penuh dengan vitalitas, dengan semarak keemasan mentari saat terbit di ufuk Timur. Kabut putih berkilauan menyelimuti permukaan bumi, butiran embun laksana mutiara berkilauan di atas daun dan pepohonan. Langit biru membentang luas tak terbatas, rintik hujan mendatangkan kesejukan, awan berarak dengan aneka bentuk. Kilau keperakan sinar rembulan menyoroti muka bumi, gemerlap sinar bintang mengarungi semesta raya hingga ke bumi… betapa indahnya! Keindahan alam semesta adalah raut wajah Bunda Ilahi yang terindah, yang sulit untuk dilupakan. Keindahan semesta membuat hati kita senantiasa merasa teduh, damai, bahagia, penuh semangat, dan tiada kegelisahan. Demikian pula jika kita mewujudkan keindahan kodrati manusia, orang-orang akan merasa tergugah, sehingga terjalinlah keakraban dan kehangatan, dan hidup pun dipenuhi sukacita yang tak terlupakan!